Apa
yang kita bayangkan saat mendengar kata skizofrenia? Banyak dari kita yang
mungkin tidak tahu. Beberapa yang lain mungkin mengenalnya sebagai sebuah jenis
penyakit, tanpa tahu penyakit seperti apa.
Dalam
KBBI sendiri, skizofrenia merujuk pada sebuah jenis penyakit jiwa. Penyakit jiwa yang ditandai oleh
ketidakacuhan, halusinasi, waham untuk menghukum, dan merasa berkuasa, tetapi
daya pikir tidak berkurang, demikian menurut KBBI. Lalu apa hubungan antara
penyakit ini dengan sebuah resensi buku? Jawabannya ada pada novel terbitan
Lingkarantarnusa dengan judul Amara di
Tengah Jiwa Terbelah.
Novel
ini bercerita tentang Amara, seorang anak dari keluarga kaya raya. Ia adalah
anak ketiga dari tujuh bersaudara dengan segudang permasalahan kejiwaan yang
mendera keluarganya yang bergelimang harta. Masing-masing saudaranya jika
diurutkan adalah Astri (pertama), Baskara (kedua), Damar (keempat), Samudra
(kelima), Windya (keenam), dan Indira (ketujuh).
Premis
utama novel ini mungkin sederhana; gejolak di keluarga kaya raya. Garis besar ceritanya
mungkin terdengar biasa saja dan sudah banyak novel yang bercerita tentang hal
yang sama. Tapi, memang bukan itu hal utama yang menjadi maksud penulisnya
menuliskan kisah ini. Mari kita lihat di sampul bahwa tulisan ini didasarkan
pada kisah nyata.
Amara di Tengah Jiwa
Terbelah bercerita tentang
kisah Amara yang terjebak situasi kejiwaan semua anggota keluarganya – kecuali
sang ayah, Zakaria. Novel ini mengambil latar belakang waktu yang amat panjang,
mulai dari Amara remaja hingga tumbuh menjadi seorang ibu rumah tangga.
Teknik
penulisan yang pas membuat novel ini tidak terasa membosankan dan monoton.
Bab-bab di dalamnya dipisah berdasarkan permasalahan per anggota keluarga. Maka
jangan heran jika penamaan bab di sini menggunakan nama-nama saudara Amara
orang seperti Damar atau Samudra. Selain itu, gaya penulisan yang dipakai
penulis pun terasa ringan dan mengalir, pembaca seakan turut masuk ke dalam
keluarga itu dan merasakan berbagai permasalahan yang ada.
Hal
menarik lain dari tulisan ini adalah kesan yang diangkat si penulis. Kisah di
novel ini memang bernuansa sedih dan kalut. Lihat saja bagaimana Amara harus
menemukan kenyataan bahwa satu per satu saudaranya mengidap kelainan kejiwaan.
Atau, saat Amara dewasa harus secara sabar merawat mereka bergantian. Tapi, apa
yang dikisahkan Sesil Yuri sebagai penulis – lewat pintu masuk tokoh bernama
Amara sangat jauh dari kesan cengeng dan penuh keluh kesah. Alih-alih dua hal
itu, Amara menyajikan sebuah cerita ketegaran.
Mari
beranjak ke sisi lain novel ini. Terlepas dari semua teknis penulisan dan jalan
cerita, Amara di Tengah Jiwa Terbelah hadir
sebagai sebuah media belajar tentang skizofrenia dan fenomena masalah kejiwaan.
Novel ini memang tidak hanya menyajikan tentang roller coaster kehidupan atau sekadar masalah para pengidap
gangguan kejiwaan dan orang-orang disekitarnya.
Lebih
jauh dari itu semua, Amara di Tengah Jiwa
Terbelah juga menghadirkan pembelajaran tentang bagaimana menghadapi
orang-orang dengan masalah kejiwaan utamanya skizofrenia, penyebab-penyebabnya,
hingga nilai-nilai psikologis yang harus dimiliki orang-orang di sekitarnya.
Itu semua dihadirkan dengan ringan dan jauh dari kesan akademis oleh sang
penulis.
Ambil
contoh tentang bagaimana Amara belakangan mengetahui bahwa skizofrenia yang
diidap saudara-saudaranya ternyata turunan genetik dari sang ibu. Ada pula
cerita tentang bagaimana Amara berjuang menemukan psikiater dan lingkungan yang
cocok untuk merawat mereka. Di sisi lain, sisi ketuhanan dan religiusitas pun
turut mengambil bagian dalam novel ini utamanya saat Amara turut melibatkan
kegiatan-kegiatan keagamaan dalam penyembuhan saudara-saudaranya.
Novel
setebal 166 halaman ini bukan hanya
sekadar novel tentang premis utama sebuah gangguan kejiwaan. Ini juga sebuah
media berbagi pengalaman si penulis tentang kisahnya tumbuh dan besar dalam
sebuah keluarga yang hampir semuanya mengidap skizofrenia. Ia juga menjadi
sebuah penting bagi para pembaca untuk menggeser pendapat dan anggapan publik
tentang fenomena gangguan kejiwaan.(SC)
Amara
di Tengah JiwaTerbelah
Sesil Yuri
Ukuran 13 x 19
Tebal 166 hal
ISBN 978-602-6688-59-0
Harga 55.000
Pesan via WA: 087739057244 (Pipit)
Sesil Yuri
Ukuran 13 x 19
Tebal 166 hal
ISBN 978-602-6688-59-0
Harga 55.000
Pesan via WA: 087739057244 (Pipit)
Comments
Post a Comment