Skip to main content

Cerita Seorang Psikiater



Semua orang bisa menulis. Pun, semua  orang berhak dan bisa menerbitkan tulisannya. Demikian ungkapan yang cukup terkenal dalam dunia kepenulisan. Agaknya ungkapan itu menjadi makin nyata jika melihat dan membaca buku berjudul Misteri Jiwa dan Perilaku yang diterbitkan oleh penerbit Lingkarnantarnusa.
Buku setebal 446 halaman ini tidak ditulis oleh seorang novelis ataupun penulis cerpen. Misteri Jiwa dan Perilaku ditulis oleh dr. Inu Wicaksana, Sp.(KJ)k, MMR yang merupakan seorang dokter bidang psikiatri. Psikiater, demikian masyarakat umum menyebutnya. Beberapa orang mungkin akan teringat dengan Marga T., seorang dokter yang melahirkan novel Badai Pasti Berlalu. Bedanya, Misteri Jiwa dan Perilaku bukanlah novel. Misteri Jiwa dan Perilaku dibagi menjadi 3 bagian. Berturut-turut adalah #sketsamentalhealth, #sudutpandang, dan #adiksinapza.
Bagian pertama berisi kumpulan tulisan, atau lebih tepatnya catatan, Inu tentang fenomena penyandang gangguan jiwa berat. Ini adalah catatan pengalamannya selama menjadi seorang dokter dan bertugas di sebuah RSJ (rumah sakit jiwa). Di cerita pertama, pembaca akan bertemu dengan kisah berjudul Dikejar Radiasi.
Lewat catatannya ini, Inu berbagi pengalaman tentang merawat sekaligus berinteraksi dengan penyandang skizofrenia paranoid. Menjadi lebih menarik saat subyek yang diceritakan,  sekaligus si pasien skizofrenia, tersebut adalah kawan Inu saat berkuliah di jurusan kedokteran. Tulisan ini tidak hanya sekadar menceritakan hubungan antara dokter-pasien namun juga sisi humanis antara dua kelompok itu. Contohnya, tentang bagaimana seorang Inu saat terpaksa memberikan terapi kejang listrik pada pasien sekaligus rekannya tersebut.
Bagian selanjutnya diberi nama #sudutpandang. Ini berisi 17 tulisan Inu yang pernah dimuat dalam di kolom kesehatan jiwa koran Kedaulatan Rakyat yang terbit setiap hari Minggu. Berbeda dengan bagian sebelumnya, bagian ini kebanyakan berisi tentang opini, motivasi, dan artikel seorang Inu tentang fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia. Itulah kenapa tidak semuanya melulu tentang dunianya sebagai dokter.
Contohnya, di cerita pertama berjudul Amenangi Zaman Edan Ranggawarsita, Inu mengulik tentang sosok sastrawan Jawa terkenal, Ranggawarsita. Di sini, Inu menghubungkan antara ramalan sang sastrawan tentang zaman edan dan dunia pendidikan pendidikan secara umum. Maka tidak mengejutkan pembaca juga akan beririsan dengan Ki Hadjar Dewantara lewat tulisan ini.
#adiksinapza adalah bagian terakhir yang berisi 5 tulisan. Agak mirip di bagian sebelumnya, bagian ini juga berisi tulisan-tulisan kolom dan artikel lepas dari seorang Inu. Hanya saja, tema di bagian ini banyak beririsan dengan isu penyalahgunaan narkoba.
Dalam kata pengantar bukunya, Inu berharap bahwa tulisannya bisa dibaca oleh semua  kalangan tanpa harus berfikir berat. Tanpa harus mengernyitkan dahi, demikian tulisan Inu. Harapan ini sepertinya akan menjadi kenyataan jika pembaca telah selesai menikmati buku yang lumayan tebal ini.
Misteri Jiwa dan Perilaku memang ditulis oleh seorang dokter sekaligus psikiater. Namun, terlepas dari tema utama yang beririsan dengan masalah pengidap gangguan kejiwaan, para pembaca juga akan disuguhi dengan hal-hal lain yang selama ini tidak pernah dibayangkann jika mendengar kata ‘gangguan jiwa’.
Dalam Aku Ingin Pulang contohnya, Inu menceritakan dengan lugas tentang kejadian-kejadian yang selama ini tidak pernah masyarakat awam bayangkan tentang para pengidap gangguan jiwa. Ia bercerita bagaimana angka prevalensi pengidap skizofrenia naik drastis setelah lahirnya program jamkesmas dari pemerintah. Ia juga bercerita bagaimana keluarga pasien yang enggan menjemput anggota keluarganya, padahal mereka sudah sembuh. Inu juga merekam dengan lugas bagaimana acara rekreasi yang diikuti para pengidap gangguan jiwa.
Membaca buku ini sejatinya tidak hanya membaca tulisan seorang psiakiater maupun dokter. Lebih dari itu, dengan buku ini pembaca seperti disuguhkan dengan cerita kompleks dan humanis tentang fenomena gangguan kejiwaan di Indonesia. Pembaca tidak hanya akan bertemu dengan sebab seseorang mengidap gangguan jiwa namun juga hal-hal lain yang akan berguna untuk memahami dan menhormati lebih para pengidap gangguan kejiwaan di tengah masyarakat Indonesia (SC).

Misteri Jiwa dan Perilaku
Refleksi Kasus-Kasus Psikiatri dan Problema Kesehatan Jiwa di Indonesia
Inu Wicaksana
Ukuran 13 x 19
Tebal 446 hal
ISBN 978-602-6688-63-7
Rp 88.000,00
Pesan via WA: 087739057244 (Pipit)





Comments

Popular posts from this blog

Pendek Belum Tentu Jelek

Apa yang kita bayangkan tentang tulisan yang hanya berisi 1000 kata? Pasti sebagian dari kita akan bingung; cerita seperti apa yang bisa dihadirkan tulisan sependek itu? Adalah flash fiction , sebuah genre fiksi pendek yang bahkan jauh lebih pendek dari sebuah cerita pendek pada umumnya. Kali ini, penerbit Lingkarantarnusa kembali menghadirkan buku baru dengan genre flash fiction. Ini adalah buku hasil kontes menulis fiksi dengan tema #fiksimini, yang merupakan hasil kerjasama dengan komunitas #katabercerita. Ya, buku ini berisi 27 tulisan dengan panjang maksimal hanya 700 kata. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi si penulis karena ia harus bisa mengeksplorasi cerita dengan padat, ringkas, namun tetap nyaman untuk dibaca. Hal menarik lainnya, buku ini mempunyai lingkup usia penulis yang amat luas. Mulai dari pelajar sekolah menengah, guru, dan juga masyarakat umum turut memberikan sumbangsih untuk buku ini.   Perbedaan generasi dan latar belakang para penulisnya membua...

Laku Spiritualitas, Salah Satu Cara Tanggulangi Kerapuhan Jiwa

Catatan Seminar Kerapuhan dan Kesehatan Jiwa, UKDW, Yogyakarta, 23 April 2019 Bukan pertama kali penulis buku Amara di Tengah Jiwa Terbelah dan buku Misteri Jiwa dan Perilaku berbagi ilmu dan pengamalan dalam forum-forum diskusi formal dan informal. Jauh sebelum kedua buku ini terbit, kedua sosok unik ini sudah lebih dahulu melayani banyak orang. Sesil Yuri atau yang lebih dikenal dengan nama aslinya Ria Sutiyoso   secara sukarela membaktikan dirinya untuk membantu orang-orang dengan gangguan jiwa berat. Kerelaanya menyediakan diri untuk melakukan tugas yang tidak mudah bahkan mungkin banyak dihindari orang ini tak lain adalah bentuk rasa syukurnya. Tumbuh dengan dalam keluarga dengan pola asuh tidak ideal yang pada akhirnya memporak-porandakan jiwa empat dari saudara kandungnya justru membuat Ria jadi pribadi yang kuat. Pergolakan hidup yang luar biasa tak mematahkan semangatnya justru membawanya jadi penolong untuk orang lain. Maka tak heran jika Selasa, 23 April ...